Belajar seni kehidupan menggunakan roda Bob Sadino - 4 kuadran RBS


Lupakan sejenak kuliah yang membosankan atau sekedar mengisi hari-harimu. Lupakan kisah cintamu yang tak kunjung selesai karena masalah kecil. Lupakan sejenak pikiran, emosi dan kesedihan selama hidup menjadi mahasiswa. Memang ada apa sih? Coba baca tulisan ini sampai habis. Pasti nggak akan rugi, dan dapat merubah pola pikir kamu terumata yang masih duduk dibangku mahasiswa agar mengerti, apa yang akan kamu lakukan kelak setelah lulus nanti.

Tulisan ini saya ambil langsung dari buku Bob Sadino ; Mereka bilang saya gila, jadi siapa sih yang masih nggak mengenal beliau. Seorang manusia independen yang mempunyai pemikiran unik. Berlajar sukses dari nol dan sekarang menjadi orang paling sukses(sangat).

RBS adalah suatu diagram yang menggambarkan perputaran kehidupan seseorang, yang didalamnya berlangsung proses pembelajaran berupa dialetika atau sistesis antara ilmu/teori dan praktik, yang paa akhirnya menggambarkan tingkat kemampuan, kecakapan, atau kompetensi seseorang. Model RBS ini semula dititik beratkan untuk menggambarkan proses pembelajaran dalam dunia entrepreneur. Tapi pada perkembangannya, model ini bisa ditarik untuk menganalisis berbagai permasalahan masyarakat sejauh permasalahan itu besangkutan dengan kompetensi seseorang.

Konsep RBS digambarkan dalam sebuah lingkaran menyerupai roda yang dibagi menjadi empat kuadaran (lihat diatas);

1. Tahu

2. Bisa

3. Terampil

4. Ahli

Mari kita uraikan dari masing-masing kuadran tersebut.



Tahu ;

- Digunakan biasanya dalam bangku sekolah dan kuliah

- Slalu berkaitan dengan teori dan teori

- Keuntungannya ; semakin pintar seseorang karena dijejali pemikiran tentang teori ilmu pengetahuan

- Kelemahannya ; pada hal soal praktik dilapangan, mereka tidak bisa apa-apa. Karena mereka tidak pernah langsung mempraktikkannya. Apalagi di dunia masyarakat. Maka efetivitasnya bisa menjadi nol

- Contohnya; orang belajar menembak. Mereka tahu semua cara penggunaan senapan dan pelurunya. Tetapi nggak otomatis mereka langsung bisa menembakkannya ke sasaran. Mereka kompeten bisa saja tidak kompeten manakala harus terjun ke tengah-tengah masyarakat.

Bisa ;

- Digunakan oleh orang-orang kebalikan kuadran bisa. Mereka bahkan tidak pernah mengeyam bangku pendidikan. Mereka hanya melakukan tindakan dan mengerjakan sesuatu yang berulang-ulang berbagai bidang. Mereka tidak menguasai teori.

- Keuntungannya ; mereka dapat mengerjakannya dengan benar. dari yang nggak bisa menjadi bisa. Atau yang awal mula tidak bisa mengerjakan dengan baik lama kelamaan menjadi lebih baik daripada sebelumnya

- Kelemahannya ; dapat melakukan kesalahan. Tidak tahu soal teori

- Contohnya ; orang naik sepeda. Mereka mencoba dan jatuh, dan jatuh lagi. Tapi karena mereka terus mencoba akhirnya bisa setelah beberapa kali melakukan kesalahan mereka langsung bisa menggunakannya setelah belajar langsung dari kesalahannya.

Terampil ;

- Digunakan oleh orang-orang yang melewati kuadran TAHU dan BISA. Butuh waktu 20-30 tahun dari kuadran BISA .

- Keuntungannya ; karena dikuatkan oleh teori dan metode yang aplikabel mereka semakin efektif dalam bekerja. Kemampuan mereka meningkat dan kecakapannya juga. Kinerja pun bisa dipertanggung jawabkan. Maka, masyarakat akan menyebut orang ini sebagai orang yang skillful atau terampil di bidangnya.

- Kelemahannya ; -

- Contohnya ; bila mereka belajar menembak tadi, maka orang ini sudah mampu menembak dengan baik karena bisa mempertanggung jawabkan setiap peluru yang ditembakkannya. Tembakannya selalu tepat.

AHLI ;

- Dikatakan Profesional atau Entrepreneur. Mereka berhasil meningkatkan keterampilannya. Responsif dan bertanggung jawab, juga karena mampu memberikan manfaat kepada banyak orang, dan diakui oleh masyarakat.

- Keuntungannya ; akan memiliki efektivitas teori dan praktik hingga 90%. Bahkan lebih hingga 99%.

- Kelemahannya ; -

- Contohnya ; mereka akan menjadi sangat ahli dalam menembak.

Bob memandang bahwa spirit entrepreneurship harus mulai dikembangkan di sekolah-sekolah kejuruan dan terutama sekali dikampus-kampus. Ia tidak saja prihatin atas besarnya angka pengangguran terdidik, tetapi juga melihat potensi yang sangat besar pada diri orang-orang jebolan kampus-kampus itu. “Otak mereka terus-menerus dicekoki dengan sampah-sampah informasi dan teori. Tapi, saya tidak menyatakan sampah itu tidak bermanfaat ,loh…sebaliknya, kalau sampah itu diolah dengan kreatifitas passtilah mendatangkan manfaat.” Bob menyimpulkan.

“Jadi, kalau tidak ingin sekolah atau perguruan tinggi kita hanya mencetak pengangguran, ya perbaikilah sistem pendidikannya. Roda Bob Sadino sudah menggambarkan kira-kira di mana letak inti permasalahannya,” tegas Bob Sadino.

Tankz .

Sumber : buku BOB SADINO : mereka bilang saya gila!

from http://asmarie.blogdetik.com

0 comments:

Post a Comment